Sabtu, 04 Juli 2015

TIK TEM TAN TOR

System penataan acustik dalam masjid ada 4 yaitu :


  1. TIK ( ACUSTIK )

    Sangat penting bagi kita untuk sedikit mengerti bahwa sanya untuk system penataan peralatan pengeras suara dalam masjid itu yang perlu kita tata dulu adalah acustik nya, acustik adalah tata ruang. kita harus menata tataruang secara baik. ruangan yang baik adalah ruangan yang mampu menyerap suara tidak memantulkan suara. karena di setiap ruangan yang mengema / memantul itu sangatlah tidak baik buat system penataan suara. apapun peralatan nya kalo acustik nya tidak baik suara tidak akan terdengar dengan jelas dan kita mendegarkannya tidak akan nyaman. 
    Fentilasi Religi untuk menggurangi gema / pantulan kubah

    Di pasang peredam untuk menghilangkan Gema / pantulan yang di akibatkan  dari kubah
  2. TEM ( SYSTEM )

    ada dua system dalam penataan audio dalam masjid yaitu :
    system impedansi tinggi dan system impedansi rendah.

    Pertama :
    yang di maksud dengan system impedansi tinggi adalah kita gunakan penataan hanya dengan mengunakan 1satu jalur kabel secara pararel, dan itu lebih praktis dan mudah. akan tetapi syaratnya kita harus gunakan peralatan yang output keluarannya 100volt. dan yang saya tau itu hanya ada pada peralatan TOA.

    Kedua :
    kita gunakan penataan impedansi rendah yang dimana penataan tersebut agak kurang praktis dalam penataannya karena dalam setiap Speaker kita gunakan kabel sendiri" menuju Amplifier, tetapi kadang juga kebanyakan orang menggunakan system impedansi rendah tidak menggunakan banyak kabel karena penataannya mengunakan cara seri-parrarel. padahal dengan cara tersebut kurang baik karena impedansi dari speaker dan amplifier (Rakitan) tidak ketemu dengan benar, hasilnya ada yang suara nya kecil ada yang kebesaran dari penataan tersebut. dan untuk control nya juga cukup menyulitkan nanti nya jika peralatan nya bermasalah.
  3. TAN ( PERALATAN )

    menggapa dalam konsep penataan audio dalam masjid ada peralatan, karena dalam kita membeli sebuah peralatan yang akan kit gunakan kita harus tau dulu cara pemasangan peralatan tersebut, apakah cara pemsangannya menggunkan  pemasannggan impedansi tinggikah atau impedansi rendah. setelah kita sudah mengerti mengenal system impedansinnya kita harus memperhitungkan pembelian perlatan tersebut cocok tidaknya untuk keperluan dalam masjid. karena tidaklah semua peralatan itu cocok untuk di pasang di masjid.
    Suatu contoh : speaker panggung di pasang ruangan kecil. kita tidak akan nyaman untuk mendegarkannnya. begitu sebaliknnya ruangan lapangan di pasang speaker kecil semua itu tidaklah cocok. oleh karena itu kita harus memperhitungkan barang yang mau kita beli sesuai dengan spesifikasinya kebutuhan ruangan.

     
  4. TOR ( OPERATOR )

    dari mulai acustik (tata ruang), system, dan peralatan untuk membanggun sebuah konsep tata suara dalam masjid yang baik juga peran Operator ini sangatlah berperan penting, yang fungsinya untuk menyetandarkan suara, Contoh apa bila ada suara yang keras kita bisa mengecilkannya dan apabila ada suara khotib yang kecil maka kita harus menambahkan volumnya nya, dan apa bila ada suara khotib bicara keras kita keraskan maka di saat ada orang yang suarannya kecil nanti kita tidak mampu untuk menambahkan volum nya. mungkin itu adalah tugas operator untuk menyetandarkan suara itu. karna dari setiap orang dan kepekaan peralatan itu tidaklah sama dan yang apabila mulai dari acustik(tata ruang), system dan peralatanya sudah terbanggun dengan baik tapi tanpa di dukung dengan operator yang handal semua itu hasilnnya akan Nihil (Sia Sia).


    Semoga Bermanfaat


Tata suara dalam masjid adalah garda depan

Kami disini tim acustic masjid. tidak hanya datang ke masjid" untuk memberikan pelayanan servis geratis tentang peralatan pengeras suara dalam masjid, tapi kami datang berkunjung ke masjid juga sharing tentang tata suara dalam masjid. karena sangatlah jarang seorang membanggun masjid itu memikirkan tentang tata suara.

orang membangun masjid itu tidaklah sadar bahwa sanya membanggun masjid itu adalah membanggun tempatnya tatasuara, kebanyakan orang justru hanya berpikir membanggun masjid itu cuma memper indah banggunan masjidnya saja. pada hal kalo kita pikir" kembali orang berduyun'' ke masjid itu perlunyaselain beribadah sholat juga mendegarkan firman allah. oleh karnanya mari sama'' kita menyadarinya bahwa sanya tatasuara dalam masjid itu sangatlah penting ( garda depan ).


Masjid Agung Kepanjen Kab.Malang 


Wasalam.
Maz Arifstrum




Kamis, 12 Maret 2015

Instalasi Sound System


Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan instalasi sound system yang perlu diperhatikan antara lain:

Cek Akustik Ruang

Jika sebuah sound system akan di pasang di dalam ruangan, maka langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah mengecek kondisi ruang/ akustik ruang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penyerapan suara didalam ruangan tersebut. Apakah ada pantulan/gema yang berlebihan atau tidak. Caranya dengan bertepuk tangan dan menghitungnya beberapa detik hasil pantulan suara untuk hilang secara sempurna. Didalam aula yang dipakai pidato satu orang, suara akan baik jika pantulan suara bernilai 0,5 – 1 detik. Jika lama pantulan lebih dari 5 detik maka diperlukan beberapa peralatan untuk mengatasi hal tersebut seperti pemberian equalizer untuk meredam noise/pantulan suara yang menggangu.

Menentukan Layout Sound System

Menentukan layout sound system didalam ruang tentu berbeda dengan layout sound system dilapangan, biasanya layout sound system didalam ruang bersifat tetap, sedangkan dilapangan instalasinya bersifat tidak tetap. Sehingga dalam membuat layout penempatan sound system untuk mendapatkan hasil yang baik dan mengurangi tingkat kesalahan, perlu disesuaikan dengan kondisi tempat yang ada dan juga disesuaikan dengan kebutuhan. 

Keterangan : 
Secara umum layout yang diterapkan di audotorium sama dengan layout aplikasi lapangan. Hal ini dapat dilihat dari penempatan peralatan seperti mixer, equalizer, power amplifier yang diletakkan di depan panggung, atau pada sebuah control room yang berada pada posisi pendengar. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan proses pengaturan suara oleh operator sound, sehingga apa yang didengar oleh operator adalah apa yang didengar oleh audiens. Dengan kata lain mixer tidak berada di samping/di belakang panggung.
 
Identifikasi peralatan yang digunakan 

Dalam identifikasi peralatan sound system yang akan digunakan, perlu kita ketahui terlebih dahulu, digunakan untuk keperluan apa sound system yang akan kita instal. Apakah digunakan untuk keperluan musik atau hanya untuk keperluan seminar di audotorium. Sehingga dalam menentukan peralatannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan. Berikut langkah identifikasi yang dapat dilakukan: 
  1. Pilih jenis mikrofon yang disesuaikan dengan kebutuhan, apakah menggunakan wireless mic/kabel, sesuaikan dengan karakteristik pola penerimaanya apakah digunakan didalam ruang atau diluar ruangan. 
  2. Jika jumlah input mic yang akan digunakan lebih dari tiga maka gunakan peralatan mixer audio minimal 4 channel. 
  3. Jika sound system akan digunakan untuk keperluan musik maka tambahkan peralatan equalizer 
  4. Pilihlah daya amplifier sesuai dengan kebutuhan penggunaan.
  5. Pilihlah speaker yang disesuaikan dengan respon frekuensinya serta kebutuhan penggunaan dilapangan. 
  6. Pilih jenis kabel dan konektor sesuai dengan kebutuhan

Tata Sound System di Masjidil Haram dan Nabawi

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. adalah dua masjid yang menjadi ikon utama umat Muslim diseluruh dunia. Selama ini hanya bisa mendengar cerita dari mulut ke telinga (dan membaca dari berbagai sumber) bahwa sistem tata suara di kedua Masjid tersebut sangat istimewa. Secara umum, kedua Masjid menggunakan sistem yang sejenis: Sistem Tata Suara terdistribusi. Tidak ada Loudspeaker utama, seluruh bagian ruangan disupply oleh banyak loudspeaker kecil, horn atau column. Kedua sistem sama-sama menggunakan delay processor. Yang membedakan kedua sistem adalah konsep peletakan loudspeakernya berdasarkan arah kiblat.

Di Masjidil Haram, area sholat berbentuk melingkar mengelilingi Kabah, sehingga di Masjid berlantai 3 plus basement ini dibagi menjadi 5 bagian besar sistem:
  • Bagian pertama adalah sistem yang mensupply area terbuka lantai dasar dimana Kabah berada. Area ini disupply oleh beberapa column loudspeaker yang mengelilingi dan mengarah ke dalam area dimana Kabah berada.
  • Bagian kedua adalah area lantai 1 yang mengelilingi open area dan lantai 2. Sistem yang terpasang disini adalah loudspeaker Horn yang dipasang di langit-langit. Pengaturan pemasangan diatur per blok area yang dibatasi oleh tiang-tiang.
  • Sistem ke tiga adalah sistem yang mensupply area Mas’a (tempat Sai). Sistem terpasang di area ini adalah Loudspeaker Column. Ada 2 jalur Mas’a: pada jalur Sa’i arah Shafa, Column Loudspeaker dipasang dengan aiming keluar (berlawanan dengan arah Kiblat (Kabah) ) sedangkan pada jalur Sa’i arah Marwa, Column Loudspeakers dipasang mengarah ke dalam (arah kiblat (kabah)). 
  • Sistem ke empat adalah sistem yang dipasang pada area lantai Atap. Disini, digunakan gabungan sistem horn dan loudspeaker kolom dengan aiming keluar (menjauhi Kabah).
  • Sedangkan sistem terkahir digunakan untuk mensuplly area halaman luar masjid. Disini digunakan loudspeaker kolom dan horn yang dipasang di menara dan bagian atas dinding luar. Persepsi subjektif saya di kelima area utama tersebut, seluruh bagian area memiliki intelligibility yang excellent, listening level juga excellent, envelopment juga excellent, directivity juga excellent, kecuali di area lantai dasar dimana suara cenderung terdengar dari belakang, terutama di shaf-shaf depan. Masih terdengar gangguan delay di beberapa tempat di lantai 1 dan 2 serta lantai atap, tetapi masih dalam batas-batas yang acceptable.

Masjid Nabawi di kota Madinah, terdiri dari Masjid lama dan area pengembangan yang menjadi satu kesatuan. Kiblat di Masjid ini mengarah ke satu arah. Tiang dan lengkungan serta kubah menjadi ciri utama Masjid ini. Sistem tata suara terdistribusi juga digunakan di Masjid ini.

Berbeda dengan Masjidil Haram, di Masjid ini seluruh loudspeaker menggunakan tipe full range ukuran kecil yang dipasang di tiang-tiang masjid yang jumlahnya ribuan. Area di halaman sekitar Masjid yang dicover oleh payung-payung yang bisa membuka dan menutup serta halaman atap Masjid disupply oleh loudspeaker kecil type horn. Seluruh lantai Masjid kecuali halaman luar menggunakan karpet tebal. Persepsi subjektif saya di area Masjid lama, seluruh bagian area memiliki intelligibility yang excellent, listening level juga excellent, envelopment juga excellent, directivity juga excellent.

Sedangkan di area pengembangan (perluasan Masjid), listening level terkadang masih kurang, dan masih terdengar gangguan delay di beberapa tempat, tetapi masih dalam batas-batas yang acceptable. Yang menarik, di area perluasan ini, di beberapa tempat ada bagian yang memiliki kubah yang bisa dibuka tutup. Hal lain yang menarik, pada area perluasan tahap 2, seluruh loudspeaker full range disembunyikan secara visual di dalam ornamen tiang-tiang kolom bangunan.